Senin, 17 Oktober 2016

PRE EKLAMPSIA

1. Pendahuluan
Tiga penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (30%), eklampsia (25%), dan infeksi (12%). WHO memperkirakan kasus pre eklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara maju. Prevalensi preeklampsia di negara maju adalah 1.3-1.6%, sedangkan di negara berkembang adalah 1.8-18%. Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri adalah 128.273/tahun atau sekitar 5.3%. Kecenderungan yang ada dalam dua dekade terakhir ini tidak memperlihatkan adanya penurunan yang nyata terhadap insiden preeklampsia, berbeda dengan insiden infeksi yang semakin menurun sesuai dengan perkembangan temuan antibiotik. Preeklampsia merupakan masalah kedoteran yang serius dan memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi. Besarnya masalah ini bukan hanya karena preeklampsia berdampak pada ibu saat ibu hamil dan melahirkan, namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai organ, seperti risiko penyakit kardiometabolik dan komplikasi lainnya.
Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan preeklampsia, seperti berat badan lahir rendah (BBLR) akibat persalinan prematur atau mengalami pertumbuhan janin terhambat, turut serta menyumbangkan besarnya angka morbiditas dan mortalitas perinatal. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab tersering kedua morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi dengan BBLR atau mengalami pertumbuhan janin terhambat juga memiliki risiko penyakit metobolik pada saat dewasa.

2. Pengerrtian 
Preeklampsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi palsenta dan respon maternal terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi. Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi dan proteinuria pada usia kehamilan diatas 20 minggu. Oedema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal.

3. Penegakkan diagnosa
a) Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi. Derajat hipertensi berdasarkan tekanan darah diastolik pada saat datang, dibagi menjadi ringan (90-99 mmHg), sedang (100-109 mmHg), dan berat (≥ 110 mmHg). Definisi hipertensi berat adalah peningkatan tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik. Gunakan alat tensimeter yang sudah divalidasi. Berdasarkan American Society of Hypertension ibu diberi kesempatan duduk tenang selama 15 menit sebelum dilakukan pengukuran tekanan darah pemeriksaan. Pengukuran dilakukan pada posisi duduk atau terlentang, posisi lateral kiri, kepala ditinggikan 30 derajat, posisi manset setingkat dengan jantung, dan tekanan diastolik diukur dengan mendengar bunyi korotkof V (hilangnya bunyi). Ukuran manset yang sesuai dan kalibrasi alat juga senantiasa diperlukan agar tercapai pengukuran tekanan darah yang tepat. Pemeriksaan tekanan darah pada wanita dengan hipertensi kronik harus dilakukan pada kedua tangan, dengan menggunakan hasil pemeriksaan yang tertinggi.

b) Proteinuria
Proteinuria ditetapkan bila eksresi protein di urin melebihi 300 mg dalam 24 jam atau tes urin dipstik ≥ positif 1, dalam 2 kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam. Proteinuria berat adalah adanya protein dalam urine ≥ 5g/24 jam. Konsentrasi protein pada sampel urin sewaktu bergantung pada beberapa faktor, termasuk jumlah urin. Konsensus Australian Society for the Study of Hypertension in Pregnancy (ASSHP) dan panduan yang dikeluarkan oleh Royal College of Obstetrics and Gynecology (RCOG) menetapkan bahwa pemeriksaan proteinuria dipstik hanya dapat digunakan sebagai tes skrining dengan angka positif palsu yang sangat tinggi, dan harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan urine tampung 24 jam atau rasio protein banding krreatinin.

Penegakkan diagnosa pre eklampsia
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila ditemukan keadaan hipertensi berat/hipertensi urgensi (TD ≥ 160/110 mmHg) dengan proteinuria berat (≥ 5g/hr atau tes urin dipstik ≥ positif 2), atau disertai dengan keterlibatan organ lain. Kriteria lain preeklampsia berat yaitu bila ditemukan gejala dan tanda disfungsi organ seperti kejang, oedema paru, oliguria, tromositopenia, peningkatan enzim hati, nyeri perut epigastrik atau kuadran kanan atas dengan mual dan muntah, serta gejala serebal menetap (sakit kepala, pandangan kabur, penurunan visus atau kebutaan kortikal dan penurunan kesadaran).
Kriteria minimal preeklampsia:
·         TD ≥ 140/90 mmHg setelah kehamilan 20 minggu
·         Eksresi protein dalam urine ≥ 300mg/24 jam atau ≥ +1 dipstik, rasio protein : kreatinin ≥ 30 mg/mmol
Kriteria preeklampsia berat (preeklampsia dengan minimal satu gejala dibawah ini)
·         TD ≥ 160/110 mmHg
·         Protein dalam urine ≥ 5g/24 jam atau ≥ +2 dipstik
·         Ada keterlibatan organ lain :
ü  Hematologi : trombositopenia (<100 .000="" hemolisis="" mikroangiopati="" o:p="" ul="">
ü  Hepar : peningkatan SGOT dan SGPT, nyeri epigastrik atau kuadran kanan atas
ü  Neurologis : sakit kepala persisten. Skotoma penglihatan
ü  Janin : pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
ü  Paru : oedema paru dan gagal jantung kongestif
Ginjal : oliguria (≤500 ml/24 jam), kreatinin ≥ 1.2 mg/dL

4. Pencegahan
Pencegahan primer artinya menghindari terjadinya penyakit. Faktor risiko yang dapat dinilai pada antenatal care kunjungan pertama :
·         Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
·         Kehamilan multipel
·         Penyakit yang menyertai kehamilan (hipertensi kronik, DM, penyakit ginjal kronis, sindroma antifosfolipid)
·         Indeks masa tubuh ≥ 35
·         Penyakit vaskular dan pembuluh darah
·         Usia ibu ≥ 40
·         Nulipara/kehamilan pertama pada pasangan baru/kehamilan sebelumnya telah berjarak ≥ 10 tahun
·         Tekanan darah diastolik ≥ 80 mmHg
·         Proteinuria (dipstik ≥ +1 pada 2 kali pemeriksaan berjarak 6 jam atau secara kuantitatif 300mg/24 jam)
Pencegahan sekunder adalah memutus proses terjadinya penyakit yang sedang berlangsung sebelum timbul gejala atau kedaruratan klinis karena penyakit tersebut. Tindakan yang dilakukan diantaranya :
·         Istirahat à 4 jam/hari
·         Restriksi garam à pembatasan garam untuk mencegah preeklampsia dan komplikasinya selama kehamilan tidak direkomendasikan
·         Penggunaan aspirin dosis rendah untuk pencegahan primer berhubungan dengan penurunan risiko preeklampsia, persalinan preterm, kematian janin atau neonatus dan bayi kecil masa kehamilan, sedangkan untuk pencegahan sekunder berhubungan dengan penurunan risiko preeklampsia, persalinan preterm < 37 minggu dan berat badan lahir < 2500 gr.
·         Pemberian kalsium dapat diberikan pada wanita yang memiliki risiko tinggi preeklampsia dan rendah asupan kalsium untuk mencegah terjadinya preeklampsia.
Pemberian vitamin c dan e dosis tinggi tidak menurunkan risiko hipertensi dalam kehamilan, preeklampsia dan eklampsia, serta berat lahir bayi rendah, bayi kecil masa kehamilan atau kematian perinatal.

5. Penatalaksanaan
a. Manajemen ekspektati atau konservatif
Pertimbangan persalinan/terminasi kehamilan
1.     Pada ibu dengan eklampsa, bayi harus segera dilahirkan dalam 12 jam sejak terjadinya kejang
2.     Induksi persalinan dianjurkan bagi ibu dengan preeklampsia berat dengan janin yang belum viabel atau tidak akan viable dalam 1-2 minggu
3.     Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana janin sudah viabel namun usia kehamilan belum mencapai 34 minggu, manajemen ekspektatif dianjurkan, asalkan tidak terdapat kontraindikasi. Lakukan pengawasan ketat.
Pada ibu dengan preeklampsia berat, dimana usia kehamilan antara 34-37 minggu, manajemen ekspektatif boleh dianjurkan, asalkan tidak terdapat hipertensi yang tidak terkontrol, disfungsi organ ibu dan gawat janin.
b. Tatalaksana umum
Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke RS
1.   Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena)
2. MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang).
3.   Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk ibu segera ke fasilias kesehatan yang memadai.
Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.

PEMBERIAN MgSO4
1.     Pemberian MgSO4 pada preeklampsia berat berguna untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang
2.     Rute administrasi magnesium sulfat yang dianjurkan adalah intravena untuk mengurangi nyeri pada lokasi suntikan
3.     Magnesium sulfat merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat dibandingkan diazepam atau fenitoin, untuk mencegah terjadinya kejang/eklampsia atau kejang berulang
4.     Waktu, durasi, dosis dan rute administrasi à pedoman RCOG untuk tatalaksana preeklampsia berat merekomendasikan dosis loading MgSO4 4gram selama 5-10 menit, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 1-2 gr/jam selama 24 jam postpartum atau setelah kejang terakhir, kecuali terdapat alasan tertentu untuk melanjutkan pemberian MgSO4. Pemantauan produksi urin, refleks patella, frekuensi napas dan saturasi oksigen penting dilakukan saat memberikan MgSO4. Pemberian ulang 2 gr bolus dapat dilakukan apabila terjadi kejang berulang.
5.     Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, pernafasan, refleks patela dan produksi urine
6.     Bila frekuensi nafas < 16x/menit, dan atau tidak didapatkan reflek patela dan atau oliguria (produksi urine < 30ml/jam) segera hentikan pemberian MgSO4. Suntikkan calsium glukonas 1 gr intravena (10 ml larutan 10%) bolus dalam 10 menit.
Selama ibu dengan preeklampsia dan eklampsia dirujuk, pantau dan nilai adanya perburukan preeklampsia. Apabila terjadi eklampsia lakukan penilaian awal dan tatalaksana kegawatdaruratan. Berikan kembali MgSO4 2gr iv perlahan (15-20 menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan masih terdapat kejang, dapat dipertimbangkan pemberian diazepam 10 mg iv selama 2 menit.

PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI
Keuntungan dan risiko pemberian antihipertensi pada hipertensi ringan-sedang (tekanan darah 140-169 mmHg/90-190 mmHg) masih kontroversial. Nifedipin sebagai penghambat kanal kalsium digunakan untuk mencegah persalinan preterm (tokolisis) dan sebagai antihipertensi. Regimen yang direkomendasikan adalah 10 mg kapsul oral, diulang tiap 15-30 menit, dengan dosis maksimum 30 mg. Penggunaan berlebihan penghambat kanal kalsium dilaporkan dapat menyebabkan hipoksia janin dan asidosis. Hal ini disebabkan akibat hipotensi relatif setelah pemberian penghambat kanal kalsium. Nikardipin merupakan penghambat kanal kalsium parenteral, yang mulai bekerja setelah 10 menit pemberian dan menurunkan tekanan darah dengan efektif dalam 20 menit (lama kerja 4-6jam). Antihipertensi diberikan pada tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg.

PEMBERIAN KORTIKOSTEROID
·     Pemberian kortikosteroid pada sindrom HELLP dapat memperbaiki kadar trombosit, SGOT, SGPT, LDH, tekanan darah arteri rata-rata dan produksi urin
·         Pemberian kortikosteroid post partum tidak berpengaruh pada kadar trombosit
·         Deksametason lebih cepat meningkatkan kadar trombosit dibandingkan betametason
·       Kortikosteroid diberikan pada usia kehamilan 28-36 minggu untuk menurunkan risiko RDS dan mortalitas janin serta neonatal, dengan interval waktu pemberian hingga persalinan 48 jam-7 hari.
Pemberian ulangan kortikosteroid dapat dipertimbangkan, jika kortikosteroid diberikan minimal 7 hari sebelumnya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG TAMBAHAN
·         Hitung darah perifer lengkap (DPL)
·         Golongan darah ABO, Rh dan uji pencocokkan silang
·         Fungsi hati (LDH, SGOT, SGPT)
·         Fungsi ginjal (ureum, kreatinin serum)
·         Profil koagulasi (PT, APTT, fibrinogen)
USG (terutama jika ada indikasi gawat janin/pertumbuhan janin terhambat).

REFERENSI

Wibowo Noroyono, Irwinda, Frsidiantiny, 2015, Diagnosis dan Tata laksana Pre Eklampsia, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran, Kemenkes RI


WHO, 2011, WHO recommendations for Prevention and Treatment of Pre Eclampsia and Eclampsia, www.who.int/reproduvtivehealth/puublications/maternal_perinatal health/9789241548335/en/index.html

Kamis, 18 April 2013

LANGKAH -LANGKAH MELAKUKAN META ANALISIS

jenis penelitian yang dapat dilakukan meta analisa :
1. cross sectional
2. Case control
3. Kohort
4. Eksperimen

contoh penelitian case control pada perokok pasif dengan Ca Paru
studyeksposur (E)
Not Eksposure (NE)
Total
1case90  (a)(b) 44134

control245 (c)(d)157402

total335201536
2case11584199

control152183335

total267267534
case : adalah orang yang terkena Ca Paru
control : adalah orang yang tidak terkena Ca Paru

study 1 OR1 = 90 x 157/245 x 44 = 14,13/10,78 = 1,31
study 2 OR2 = 115 x 183/152 x 84 = 21,04/12,76 = 1,64
OR > 1 menunjukkan faktor exposure sebagai penyebab

interpretasi :
Study 1 : wanita perokok pasif kemungkinan akan mengalami Ca Paru 1,31 kali dibandingkan dengan wanita yang bukan perokok pasif
Study 2 : wanita perokok pasif kemungkinan akan mengalami Ca Paru 1,64 kali dibandingkan dengan wanita yang bukan perokok pasif

Bagaimana cara melakukan meta analisis dari kedua study diatas :
Bukan dijumlahkan lalu diambil rata - rata nya, tapi dengan teknik seperti ini :
1. Hitung variance dari setiap study :
    Variance  = ni/(bi x Ci)
2. Hitung weight masing-masing study :
   weight  = 1/variance
3. Hitung product  :
   Product = OR x weight
4. Hitung sum of weight
5. Hitung sum of product
6. Hitung ORmh = sum of product/sum of weight

semoga bermanfaat yaaa.....

Senin, 01 April 2013

KONSEP META ANALISIS

dicopy dari http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/15/konsep-meta-analysis/#comment-695
1.PENDAHULUAN



Trend terkini dari penelitian sintesis adalah melakukan analisis terhadap sebuah analisis yang telah ada sebelumnya,yaitu penelitian-penelitian terdahulu. Metode inilah yang disebut meta analysis.Dibandingkan dengan 3 metode review artikel lainnya (Narrative Review,Descriptive Review, dan Vote Counting), meta-analysis merupakan metode yang paling konsern pada pendekatan kuantitatif.



Meta-analysis lebih tidak bersifat subjektif dibandingkan dengan metode tinjauan lain. Meta analysis tidak fokus pada kesimpulan yang didapat pada berbagai studi, melainkan fokus pada data, seperti melakukan operasi pada variabel- variabel, besarnya ukuran efek, dan ukuran sampel. Untuk mensintesis literatur riset, meta-analysis statistikal menggunakan hasil akhir dari studi-studi yang serupa seperti ukuran efek, atau besarnya efek. Fokus pada ukuran efek dari penemuan empiris ini merupakan keunggulan meta-analysis dibandingkan dengan metode tinjauan literatur lain.



Meta-analysis memungkinkan adanya pengkombinasian hasil-hasil yang beragam dan memperhatikan ukuran sampel relatif dan ukuran efek. Hasil dari tinjauan ini akurat mengingat jangkauan analisis ini yang sangat luas dan analisis yang terpusat. Meta-analysis juga menyediakan jawaban terhadap masalah yang diperdebatkan karena adanya konflik dalam penemuan-penemuan beragam studi serupa.



2. PENGERTIAN

Beberapa pengertian Meta Analysis yang dikemukakan oleh ahli:

Meta analisis merupakan analisis kuantitatif dan menggunakan sejumlah data yang cukup banyak serta menerapkan metode statistik dengan mempraktekkannya dalam mengorganisasikan sejumlah informasi yang berasal dari sampel besar yang fungsinya untuk melengkapi maksud-maksud lainnya (Glass, 1981). Dengan kata lain, meta analisis adalah suatu bentuk penelitian kuantitatif yang menggunakan angka-angka dan metode statistik dari beberapa hasil penelitian untuk mengorganisasikan dan menggali informasi sebanyak mungkin dari data yang diperoleh, sehingga mendekati kekomprehensifan dengan maksud-maksud lainnya.Salah satu syarat yang diperlukan dalam melakukan meta analisis adalah pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sejenis.



Meta analisis adalah suatu analisis integratif sekunder dengan menerapkan prosedur statistik terhadap hasil-hasil pengujian hipotesis penelitian. Menurut Glass (1981), analisis sekunder itu merupakan analisis ulang (reanalysis) terhadap data untuk tujuan menjawab pertanyaan penelitian dengan teknik-teknik statistik yang lebih baik atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baru dengan data lama yang dimiliki. Analisis sekunder merupakan suatu ciri-ciri penting terhadap riset dan kegiatan evaluasi.Soekamto (1988) mengatakan bahwa sifat meta analisis antara lain kuantitatif, dan memakai analisis statistik untuk memperoleh seri informasi yang berasal dari sejumlah data dari penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Borg (1983) bahwa, meta analisis merupakan teknik pengembangan paling baru untuk menolong peneliti menemukan kekonsistenan atau ketidakkonsistenan dalam pengkajian hasil silang dari hasil penelitian.



Meta-analisis merupakan studi dengan cara menganalisis data yang berasal dari studi primer. Hasil analisis studi primer dipakai sebagai dasar untuk menerima atau mendukung hipotesis, menolak/menggugurkan hipotesis yang diajukan oleh beberapa peneliti(Sugiyanto,2004). Lebih lanjut dikatakan oleh Sutjipto (1995) bahwa meta-analisis adalah salah satu upaya untuk merangkum berbagai hasil penelitian secara kuantitatif. Dengan kata lain, meta-analisis sebagai suatu teknik ditujukan untuk menganalisis kembali hasil-hasil penelitian yang diolah secara statistik berdasarkan pengumpulan data primer. Hal ini dilakukan untuk mengkaji keajegan atau ketidakjegan hasil penelitian yang disebabkan semakin banyaknya replikasi atau verifikasi penelitian,yang sering kali justru memperbesar terjadinya variasi hasil penelitian.



3. SEJARAH

Sebenarnya sudah dipakai secara “implisit” pada tahun 1904. Namun baru memakai kata “meta-analysis” setelah Glass di tahun 1976 memakai istilah“meta-analysis” di dalam artikelnya. Meta Analisis dikembangkan oleh Gene Glass yang memperluas pengadopsian hasil penelitian oleh para peneliti. Metode ini meliputi penerimaan hasil penemuan masing-masing kajian pada effect size (D). Untuk studi yang membandingkan kelompok eksperimental dan kelompok kontrol, effect size dihitung dengan mengurangkan rerata skor terhadap kelompok kontrol pada dependent variable dari rerata kelompok eksperimen dan dibagi dengan simpangan baku kelompok kontrol.



Rumus-rumus yang sama dikembangkan untuk mengubah kebanyakan statistik inferensial, misalnya rasio t, rasio F persentase, dan koefisien korelasi bagi effect size tersebut. Rerata effect size untuk seluruh kajian dilibatkan dalam research review yang kemudian dihitung untuk mengestimasi tipe-tipe efek dari fenomena di bawah kajian tersebut.Rumus-rumus yang sama dikembangkan untuk mengubah kebanyakan statistik inferensial, misalnya rasio t, rasio F persentase, dan koefisien korelasi bagi effect size tersebut. Rerata effect size untuk seluruh kajian dilibatkan dalam research review yang kemudian dihitung untuk mengestimasi tipe-tipe efek dari fenomena di bawah kajian tersebut.



Dalam meta analisis semua kajian dengan bukti yang tersedia dihubungkan dengan pertanyaan penyelidikan yang dilibatkan, tanpa memperhatikan kualitas (ini merupakan salah satu kelemahan meta analisis). Glass mempertimbangkan pendekatan tersebut dengan menjelaskan bahwa secara metodologi, kajian tersebut seringkali melaporkan hasil-hasil yang sama untuk menemukannya di dalam kajian-kajian yang lebih tegas, dengan mengkombinasikan seluruh hasil kajian, yakni hasil yang dapat diterima dan yang lebih dapat dipercaya.



4. KELEBIHAN META ANALYSIS

1) Lebih sedikit subjektivitas dan judgement dibanding 3 metode lain.

2) Karena merupakan pendekatan kuantitatif, maka banyak mengambil sampel,

sehingga hasil bisa lebih representatif. Hasil akhirnya dinamakan “effect size”.

3) Meta-analysis memungkinkan mengkombinasikan berbagai macam hasil penelitian yang

telah ada sebelumnya.

4) Metode ini fokus pada pengakumulasian impact dari hasil-hasil yang tidak signifikan

sehingga bisa menghasilkan suatu hasil yang signifikan.

5) Metode ini juga dapat menjwab pertanyaan seputar kesenjangan hasil yang terjadi dari

studi yang bermacam-macam.

6) Pada penelitian bidang bisnis, Meta-analysis membuat organizational behaviour yang baik.



5. KEKURANGAN META ANALYSIS

1) Karena banyaknya sampel yang diambil, maka kemungkinan akan terjadi/memiliki

sampel –sampel yang bias serta data-data yang tidak perlu (sampah).

2) Meta-analysis seringkali membuat hasil yang dipublikasikan hanya yang signifikan saja,

sedangkan yang tidak signifikan tidak dipublikasikan.

3) Metode bersifat meng-aggregat-kan serta merata-ratakan sesuatu. Jadi sesuatu yang

berbeda bisa jadi dipandang sama oleh metode ini.

4) Metode ini tidak cocok diterapkan bila sampel datanya kecil.

5) Bisa saja terjadi metodological error.



6. PENGEMBANGAN TERKINI

Kini meta-analysis mulai berkembang, terutama setelah dikenalkan oleh Glass

tahun 1976.

Analysis of Moderator Effects

Berikut ini adalah Metode umum dalam Detecting/Assessing Moderator Effects

- Graphing – OLS regression

- Q Stastistics (chi-square test) – WLS regression

- Variance analysis – Partition test

- Outlier test

Mediator Assessment Methods

Merupakan teknik yang penting dalam metode meta-analysis yang berfungsi untuk meng-address hubungan struktural, menganalisa apakah korelasi matriks dari populasi umum mendasari sebuah himpunan dari hasil empiris yang didapatkan. Ada dua alternatif pendekatan untuk mempelajari mediator effect,

yaitu:

1. mengkombinasi dan menganalisa korelasi pengembangan meta-analysis

2. studi koefisien secara langsung dari kepentingan sebagai effect size.



7. BEBERAPA PENELITIAN META ANALYSIS

Banyak penelitian yang menerapkan meta analisis. Xin Ma dan Kishor (1992) telah melakukan suatu penelitian meta analisis terhadap 113 penelitian utama. Kajian ini melakukan Penilaian Hubungan Sikap terhadap Matematika dan Prestasi Matematika. Hasil-hasil statistik pada kaijan ini digunakan untuk mentransformasikan ukuran pengaruh bersama untuk mengukur koefisien korelasi. Hubungan tersebut menemukan variabel terikat pada sejumlah variabel: kelas, latar belakang etnis, pemilihan sampel, ukuran sampel, dan publikasi data.



Underwood (1971) menemukan 16 penelitian eksperimen pada hubungan antara memori dan campur tangan pengintegrasian riset secara pasti. Desain baku dan mendekati baku pengukuran bersama dilakukan untuk kajian-kajian yang disarankan lebih cenderung menggabungkan bukti-bukti kuantitatif daripada yang bersifat tipikal dalam penelitian itu.



Rosenthal (1976) mengintegrasikan penemuan-penemuan beberapa ratus kajian eksperimental yang mengharapkan efek berada dalam riset tingkah laku (behavioral) tersebut. Teknik yang digunakan dan dia diskusikan terhadap metodologi sungguh seperti yang ditampilkan oleh Glass (1976), ada dua pemikiran (melahirkan keperluan yang sama). Selanjutnya, Sudman dan Bradburn dalam Glass (1976) mensintesis beberapa ratus kajian empirik terhadap “efek-efek jawaban” dalam riset surveinya. Selama lima tahun mereka bekerja untuk mempublikasikan pekerjaan mereka, metode yang dikembangkan, merekomendasikan penerapan berulang dan dalam wilayah yang berbeda: perlakuan terhadap kegagapan (Andrews, 1979), instruksi matematika modern vesus tradisional (Athappilly, 1980), perlakuan terhadap sakit kepala dan tensi sakit kepala (Blanchard, et al., 1980), instruksi sains “orientasi proses” (Bredderman, 1980), kecenderungan dominan khusus pendidikan siswa (Carlberg, 1979), penilaian siswa terhadap perintah dan prestasi siswa (Cohen, 1980), penilaian neuropsychologi anak (Davidson, 1978).



8. METODE

Penelitian meta analisis ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder berupa data-data dari hasil penelitian sebelumnya Dengan demikian penelitian ini dapat disebut sebagai penelitian yang bersifat ex post facto yang berbentuk survey dan analisis kepustakaan terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan.



Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melaksanakan suatu meta analisis:

1) Glass (1981) = fokus pada deteksi dari moderator variabel.

2) Hedges dan Olkin (1985) = memakai teknik weighted least squares

3) Rosenthal dan Rubin (1991) = sama seperti Hedges-Olkin, bedanya hanya pada test

signifikansi untuk mengkombinasikan effect size

4) Hunter dan Schmidt (1990) = bedanya dengan yang lain adalah metode ini berusaha

mengkoreksi error potensial sebelum meta-analysis mengintegrasikan effect study

antar studi.



Tehnik Hunter dan Schmidt lebih sering digunakan karena teknik ini dianggap oleh para peneliti sebagai teknik yang paling lengkap, karena selain dapat dipergunakan untuk mengkaji effect size, teknik Hunter Schimidt dapat juga dipergunakan untuk mengkoreksi kesalahan sebagai akibat error of measurement, maupun man made error (artifact) yang lain.



Dalam upaya melakukan sintesa dari beberapa penelitian, terlebih dahulu dilakukan koreksi terhadap artefak atau ketidaksempurnaan penelitian (Sugiyanto,2004). Hunter & Schmidt (1990) menyebutkan sedikitnya ada 11 artefak yaitu:

1. Kesalahan pengambilan sampel

2. Kesalahan pengukuran pada variabel dependen

3. Kesalahan pengukuran pada variabel independent

4. Dikotomi variabel dependen

5. Dikotomi variabel independent

6. Variasi rentangan dalam variabel independent

7. Artefak atrisi

8. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel dependen

9. Ketidaksempurnaan validitas konstruk pada variabel independen

10.Kesalahan pelaporan atau transkripsi

11.Varians yang disebabkan oleh faktor luar.



Hunter, J.E., & Schmidt, F.L.(1990 )mengemukakan langkah-langkah/metode analisis korelasi meta-analisis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Transformasi harga F ke dalam t, d, dan r

b. Bare Bone Meta Analysis: Koreksi Kesalahan sampel

1). Menghitung mean korelasi populasi

2). Menghitung varians rxy

3). Menghitung varians kesalahan pengambilan sampel

4). Dampak pengambilan sampel

c. Artefak yang lain: Koreksi Kesalahan Pengukuran

1). Menghitung mean gabungan

2). Menghitung korelasi populasi yang dikoreksi oleh kesalahan pengukuran

3). Interval kepercayaan

4). Dampak variasi reliabilitas

Pada contoh aplikasi meta analisis nantinya akan dijelaskan rumus-rumus yang digunakan dalam metode Hunter and Schmidt.





Daftar Pustaka



Elwood.J.M,(1988) Critical Appraisal of Epidemiological Studies and Clinical Trial,Second

Edition,Oxford Universiy Press.



Hunter,J.E,& Schmidt,F.L.(1990) Methods of Meta-Analysis,London:Sage

Publication(http://depts.washington.edu/k30/ed.pdf)



William R.King&Jun He,(2005) Understanding the Role and Methods of Meta-Analysis in IS

Research.( http://www.encyclopedia.com/doc/1G1-11008717.html)



Glass, G.V. (1976) “Primary, Secondary, and Meta-Analysis of Research”,Review of

research in Education, http://www.blackwellpublishing.com/medicine/bmj/systreviews/)



Helmi.A.V (2005)Gaya Kelekatan Dan Model Mental Diri,Studi Meta

Analisis.UGM(http://en.wikipedia.org/wiki/Meta-analysis )



Jamie DeCoster (2004) Meta-Analysis Notes,University of Alabama,USA

( http://www.stat-help.com.notes.html








Kamis, 08 November 2012

HEALTH EDUCATION NUTRISI, PERSONAL HYGIENE, PERAWATAN PERINEUM, ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA IBU NIFAS

A. Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu bearikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.
Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari.Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar.Bila tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.
Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai.Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar.Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi semula.
B. Dalam Masa Nifas

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti personal hygiene, istirahat dan tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:

MANAGEMEN ASUHAN IBU MASA NIFAS NORMAL

Tujuan proses penatalaksanaan kebidanan:

1. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
2. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarga (cara mencegah perdarahan, mengenali tanda bahaya, gizi yang baik serta mempraktekkan kebersihan yang aman)
3. Memfasilitasi hub. Dan ikatan batin antara ibu – bayi
4. Memulai dan mendorong pemberian ASI


PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEHNIK
Minimal 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

Kunjungan I (6 – 8 jam setelah persalinan)

Tujuan:
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan; rujuk bila ada perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
4. Pemberian Asi awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
Tujuan:
1. Memastikan involusio uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawa umbilicus, tidak ada perdarahan yang abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda – tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
7
Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
1. Memastikan involusio uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus dibawa umbilicus, tidak ada perdarahan yang abnormal, tidak ada bau
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda – tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari


Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
Tujuan:
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit – penyulit yang ia atau bayi alami
2. Memberi konseling untuk KB secara dini

HEALTH EDUCATION
NUTRISI, PERSONAL HYGIENE, PERAWATAN PERINEUM, ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA IBU NIFAS

1. NUTRISI
Ibu menyusui harus:

1. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan itamin yang cukup.
3. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
4. Tablet besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin.
5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memerikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya


2. HYGIENE DAN PERAWATAN PERINEUM
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. 9
a. Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak.Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

b. Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut.Hindari penggunaan pengering rambut.

c. Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.


d. Kebersihan vulva dan sekitarnya.
•Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
•Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
•Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
•Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan.Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari.Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.

3. Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berartisuatu keadaan tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal. Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari.
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi. Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.

Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :
1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Fase / Tahapan Tidur Seseorang :
1. Awal
2. Non rapid eyes movement (non-rem)
3. Rapid Eyes Movement (rem)
4. Dream Sleep

Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.
Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan menyakinkan penderita bahwa keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.

Penderita juga diperbolehkan bangun dan turun dari tempat tidur pada hari kedua setelah melahirkan karena membawa beberapa keuntungan:
a. Pelemasan otot lebih baik
b. Sirkulasi darah lebih lancar, mempercepat penyembuhan
c. Memperlancar pengeluaran lochia berarti mempercepat involusi
d. Penderita merasa sehat, karena tidak bersikap sebagai orang sakit
e. Mengurangi bahaya embolus dan thrombosis
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.


4. Istirahat malam
Selama satu atau dua malam yang pertama,ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan. Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia benar-benar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas episiotomy sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang. Rasa nyeri atau terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan obat analgesic dapat diberikan sebelum pasien menggunakan obat tidur
Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak diperlukan lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. Ibu harus dibantu agar dapat beristirahat lebih dini dan tidak diganggu tanpa alas an. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga dapat diatasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang ditemukan harus dilaporkan pada dokter.Insomnia merupakan salah satu tanda peringatan untuk psikosis nifas.

5.istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
 Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
 Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat dapat mengurangi produksi ASI , memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya (Saifudin AB, 2002 : N – 25).
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur.Kebutuhan istirahat dan tidur harus lebih diutamakan daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting.Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah.Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga.Pasang dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah


Selasa, 06 November 2012

KEBUTUHAN DASAR MASA NIFAS

A.Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.
Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal, karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.
Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi semula.

B. Kebutuhan Dasar Ibu Masa nifas
1. Kebersihan
Beberapa kebutuhan penting dalam perawatan kebersihan diri ibu postpartum adalah sebagai berikut :
a. Jaga keberihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi pada kulit bayi
b. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan ibu mengerti cara membersihkan daerah vulva , terlebih dahulu dari depan ke belakang. Baru kemudian membersihkan daerah anus
c. Ganti pembalut setiap darah penuh atau minimal dua kali dalam sehari. Apabila dibiaran tidak diganti, akan menyebabkan luka pada daerah vagina, dan menjadi penyebab infeksi
d. Cuci tangan dengan air dan sabun setiap kali selesai membersihkan daerah kemaluan.
2
e. Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh daerah luka. Apaagi pasien kurang memperhatikan kebersihan tangannya sehingga tidak jarang terjadi infeksi sekunder

2. Istirahat
a. Kebutuhan Istirahat
1) Ibu postpartum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memlihkan kembali keadaan fisiknya
2) Keluarga disarankan untuk memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai persiapan untuk menyusui bayinya

b. Kerugian kurang istirahat
1) Mengurangi jumlah AI ang diproduksi
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan menyebabkan ketidaknyamanan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

c. Peran bidan
1) Bidan menganjurkan kepada pasien dan keluarga bahwa harus kembali melakukan kegiatan –kegiatan rumah tangga yang dilakukan secara perlahan dan bertahap
2) Pasien erlu diingatkan untuk selalu tidur siang atau ikut beristirahat selagi bayinya tidur
3) Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui minimal 8 jam/hari yang dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan siang

3. Kebutuhan Seksual
a. Secara fisik ibu nifas aman untuk berhubungan seksual begitu darah merah berhenti dan ibu bisa mencobanya dengan memasukkan satu jari ke dalam vagina dan tidak merasakan nyeri
b. Banyak budaya dan agama yang melarang untuk melakukan hhubungan seksual sampai masa waktu 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan tersebut tergantung pada pasangan yang bersangkutan
3
4. Kebutuhan Senam Nifas
a. Untuk mencapai hasil pemulihan otot yang maksimal, ibu yang sedang nifas sebaiknya melakukan latihan senam nifas. Latihan senam nifas ini, dilakukan seawal mungkin dengan catatan ibu menjalani persalinan dengan normal dan tida ada penyulit post partum
b. Sebelum memmulai bimbingan cara senam nifas, sebaiknya bidan mendiskusikan terlebih dahulu dengan pasien mengenai manfaat dilakukannya senam nifas ini, yaitu dapat mengembalikan kondisi otot perut dan panggul kembali normal.

CONTOH GERAKAN SENAM NIFAS
1. Senam nifas tahap I dan II
• Petunjuk
o Baca dan pelajari lembar kerja atau job sheet
o Perhatikan dan ikuti petunjuk insturktur
o Tanyakan pada instruktur apabila ada gerakan yang tidak dimengerti
o Siapkan perlengkapan yang diperlukan tuk senam nifas
• Pedoman Keselamatan Senam Nifas
o Hindari melakukan senam bila ibu mengalami perdarahan otot rectiabdominis (pemisahan sepasang otot vertikal di dinding perut)
o Lakukan check up kesehatan dan mintalah saran dokter atau bidan sebelum melakukan senam nifas
o Lakukan kegiatan ini secara teratur dengan batas-batas kemampuan ibu
o Lakukan pernafasan terlebih dahulu dengan gerakan ringan
o Lakukan latihan dengan perlahan, jangan mengulsngi satu seri dengan gerakan terlalu cepat tanpa jeda sesaat
o Beristirahatlah diantara latihan, karena perbaikan otot terjadi saat ini bukan saat otot sedang digerakkan
4
• Perlengkapan
o Matras
o Bantal

PROSEDUR PELAKSANAAN

HARI PERTAMA SETELAH MELAHIRKAN
Posisi tubuh terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung, kembungkan perut dan tahan hingga hitungan ke-5, lalu keluarkan nafas pelan-pelan melalui mulut sambil mengkontraksikan otot perut. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.


HARI KEDUA SETELAH MELAHIRKAN
Sikap tubuh terlentang dengan kedua kaki lurus ke depan. Angkat kedua tangan lurus ke atas sampai kedua telapak tangan bertemu, kemudian turunkan perlahan sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu. Lakukan gerakan dengan mantap hingga terasa otot sekitar tangan dan bahu terasa kencang. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
5
HARI KETIGA SETELAH MELAHIRKAN
Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan dan lutut ditekuk. Angkat pantat perlahan kemudian turunkan kembali. Ingat jangan menghentak ketika menurunkan pantat. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.

HARI KEEMPAT SETELAH MELAHIRKAN
Posisi tubuh berbaring dengan posisi tangan kiri di samping badan, tangan kanan di atas perut, dan lutut ditekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada sambil mengerutkan otot sekitar anus dan mengkontraksikan otot perut. Kepala turun pelan-pelan ke posisi semula sambil mengendurkan otot sekitar anus dan merelaksasikan otot perut. Jangan lupa untuk mengatur pernafasan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.





6
HARI KELIMA SETELAH MELAHIRKAN
Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut ketika mengangkat kepala. Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat melakukan gerakan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
HARI KEENAM SETELAH MELAHIRKAN
Posisi tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan, kemudian lutut ditekuk ke arah perut 90 derajat secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki, lakukan perlahan namun bertenaga. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
HARI KETUJUH SETELAH MELAHIRKAN
Tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan. Angkat kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan lurus sambil
7
mengkontraksikan perut, kemudian turunkan perlahan. Atur pernafasan. Lakukan sesuai kemampuan, tidak usah memaksakan diri. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
HARI KEDELAPAN SETELAH MELAHIRKAN
Posisi menungging, nafas melalui pernafasan perut. Kerutkan anus dan tahan 5-10 detik. Saat anus dikerutkan, ambil nafas kemudian keluarkan nafas pelan-pelan sambil mengendurkan anus. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
HARI KESEMBILAN SETELAH MELAHIRKAN
Posisi berbaring, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan. Angkat kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90 derajat, kemudian turunkan kembali pelan-pelan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki. Atur nafas saat mengangkat dan menurunkan kaki. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
HARI KESEPULUH SETELAH MELAHIRKAN
Tidur terlentang dengan kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala, kemudian bangun sampai posisi duduk, lalu perlahan-lahan posisi tidur kembali (sit up). Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali.
8
Ingat kekuatan bertumpu pada perut, jangan menggunakan kedua tangan yang ditekuk di belakang kepala untuk mendorong tubuh untuk duduk karena akan berpotensi menimbulkan nyeri leher. Lakukan perlahan, tidak menghentak dan memaksakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anik maryunani ( 1998).artikel masa nifas.jakarta:majalah ayahbunda.
Anik maryunani (2008).asuhan kebidanan nifas (III).jakarta
Suherni S.pd,APP,M.kes.dkk (2009).perawatan masa nifas.Fitramaya.Yogyakarta.

Kebutuhan ibu dalam Masa Nifas

Definisi
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu berikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.
Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40 hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal: karena tertutupnya mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.
Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai. Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi semula.

Kebutuhan dalam Masa Nifas
Kebutuhan dalam Masa Nifas meliputi:
1. Kebersihan diri
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
• Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.

• Kebersihan Rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.

• .Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.

• Kebersihan vulva dan sekitarnya

- Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.




2. Istirahat
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks dan istirahat yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus lebih diutamakan dari pada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan untuk meminta bantuan suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga. Pasang dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, antara lain:
 Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi.
 Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan.mnyebabkan depresi postpartum dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

3. Mobilisasi (pergerakan)
Setelah bersalin, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu, ibu harus istirahat. Mobilisasi yang dilakukan tergantung pada komplikasipersalinan, nifas dan sembuhnya luka. Ambulasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera setelah ibumelahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dari tempat tidurnya. Ibu post partum diperbolehkan bangun dari tempat tidurnya 24-48 jam setelah melahirkan. Anjurkan ibu untuk memulai mobilisasi dengan miring kanan / kiri, duduk kemudian berjalan.
Keuntungan ambulasi dini adalah:
• Ibu merasa lebih sehat dan kuat
• Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik.
• Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
• Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai
• Sesuai dengan keadaan Indonesia (sosial ekonomis).
Menurut penelitian mobilisasi dini tidak berpengaruh buruk, tidak menyebabkan perdarahan abnormal, tidak mempengaruhi penyembuhan luka episiotomi maupun luka di perut, serta tidak memperbesar kemungkinan prolapsus uteri. Early ambulation tidak dianjurkan pada ibu post partum dengan penyulit, seperti anemia, penyakit jantung,penyakit paru-paru, demam, dan sebagainya.

4. Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Hal ini terjadi karena volume darah meningkat pada saat hamil tidak diperlukan lagi setelah persalinan. Oleh karena itu, ibu perlu belajar berkemih secara spontan dan tidak menahan buang air kecil ketika ada rasa sakit pada jahitan. Menahan buang air kecil akan menyebabkan terjadinya bendungan air seni dan gangguan kontraksi rahim sehingga pengeluaran cairan vagina tidak lancar. Sedangkan buang air besar akan sulit karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau karena adanya haemorroid (wasir). Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi dini, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan cukup minum.
 Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedem kandung kemih selama persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan sulit berkemih.
 Defekasi
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila mengalami kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur; cukup cairan; konsumsi makanan berserat; olahraga; berikan obat rangsangan per oral/per rektal atau lakukan klisma bilamana perlu.

5. Latihan
Latihan setelah melahirkan dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. Latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu, seperti:
 Dengan tidur terlentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi menarik nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada: tahan satu hitungan sampai 5. Rileks dan ulangi sebanyak 10 kali.
 Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul (latihan Kegel).Berdiri dengan tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot, pantat dan pinggul dan tahan sampai 5 hitungan. Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
 Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.

6. Dukungan
Ibu pada masa nifas membutuhkan dukungan emosional dan psikologis dari pasangan dan keluarga mereka, yang bisa memberikan dukungan dengan jalan membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas di rumah agar ibu mempunyai lebih banyak waktu untuk mengasuh bayinya. Cegah timbulnya pertentangan dalam hubungan keluarga yang menimbulkan perasaan kurang menyenangkan dan kurang bahagia. Ibu dalam masa nifas bisa merasa takut, oleh karena itu ia akan memerlukan dukungan dan dorongan dengan perasaan ketidakmampuan serta rasa kehilangan hubungan yang erat dengan suaminya, dan juga tanggung jawab yang terus menerus untuk mengasuh bayi dan lain-lainnya.

7. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengansung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
• Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termasuk sumber energi adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie, dan lain-lain. Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju. Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarin.
• Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain.
• Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral,air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain:
- Zat kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-kacangan, dan sayur-sayuran berdaun hijau.
- Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju, dan daging.
- Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning telur, hati, daaging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
- Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya berasal dari ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
- Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.


Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayinya. beberapa vitamin yang penting, antara lain:
- Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan nangka.
- Vitamin B1 agar napsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk, nanas.
- Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.
- Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning telur, daging, hati, beras merah, jamur dan tomat.
- Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta jkesehatan gigi dan gusi. Sumbernya antara lain gandum, jagung, hati dan daging.

- Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
- Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, pepaya dan sayuran.
- Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan, ikan, susu, margarine, dan penyinaran kulit dengan matahari pagi sebelum jam 9.
- Vitamin K untuk mencegah perdarahan. SUmbernya berasal dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui).

8. Menyusui
Berikan ASI kepada bayi sesering mungkin (sesuai kebutuhan) tanpa dijadwal. Isapan bayi akan merangsang kelenjar hypofisis anteior mengeluarkan prolaktin (yang memproduksi ASI) dan hipofisis posterior untuk mengeluarkan sehingga ASI ASI keluar dengan lancar. ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap untuk diminum. Meningkatkan suplai ASI dapat dilakukan dengan cara:
 Untuk bayi
 Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari dengan lama menyusui 10-15 menit di setiap payudara.
 Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan rasa gerah dan duduklah selama menyusui.
 Pastikan bayi menyusu dngan posisi menempel yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
 Susui bayi di tempat yang tenang dan nyaman dan minumlah setiap kali menyusui.
 Tidurlah bersebelahan dengan bayi.

 Untuk ibu
 Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum.
 Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali terdapat masalah pada posisi penempelan.
 Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih banyak dengan melakukan hal-hal tersebut di atas.

9. Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama puting susu.
- Menggunkan BH yang menyokong payudara.
- Apabila puting susu lecet oleskan kollostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Meyusui tetap dilakukan muai dari puting susu yang tidak lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
- Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan:
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat selama 5 menit.urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunkana sisir untuk mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat mengisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi sebagai berikut:
• Mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari
• Makan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral
• Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
• Mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post partum
• Mengkonsumsi vitamin A 200.000 intra unit

Zat-zat yang dibutuhkan ibu pasca persalinan antara lain:
1. Kalori
Kebutuhan kalori pada masa menyusui sekitar 400-500 kalori. Wanita dewasa memerlukan 1800 kalori per hari. Sebaiknya ibu nifas jangan mengurangi kebutuhan kalori, karena akan mengganggu proses metabolisme tubuh dan menyebabkan ASI rusak.

2. Protein
Kebutuhan protein yang dibutuhkan adalah 3 porsi per hari. Satu protein setara dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yoghurt, 120-140 gram ikan/daging/unggas, 200-240 gram tahu atau 5-6 sendok selai kacang.

3. Kalsium dan vitamin D
Kalsium dan vitamin D berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Kebutuhan kalsium dan vitamin D didapat dari minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi hari. Konsumsi kalsium pada masa menyusui meningkat menjadi 5 porsi per hari. Satu setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.



4. Magnesium
Magnesium dibutuhkan sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan memperkuat tulang. Kebutuhan megnesium didapat pada gandum dan kacang-kacangan.

5. Sayuran hijau dan buah
Kebutuhan yang diperlukan sedikitnya tiga porsi sehari. satu porsi setara dengan 1/8 semangka, 1/4 mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼-1/2 cangkir sayuran hijau yang telah dimasak, satu tomat.


6. Karbohidrat kompleks
Selama menyusui, kebutuhan karbohidrat kompleks diperlukan enam porsi per hari. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ cangkir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

7. Lemak
Rata-rata kebutuhan lemak dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.

8. Garam
Selama periode nifas, hindari konsumsi garam berlebihan. Hindari makanan asin seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

9. Cairan
Konsumsi cairan sebanyak 8 gelas per hari. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari. Kebutuhan akan cairan diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.

10. Vitamin
Kebutuhan vitamin selama menyusui sangat dibutuhkan. Vitamin yang diperlukan antara lain:
• Vitamin A yang berguna bagi kesehatan kulit, kelenjar serta mata. Vitamin A terdapat dalam telur, hati dan keju. Jumlah yang dibutuhkan adalah 1,300 mcg.
• Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Asupan vitamin B6 sebanyak 2,0 mg per hari. Vitamin B6 dapat ditemui di daging, hati, padi-padian, kacang polong dan kentang.
• Vitamin E berfungsi sebagai antioksidan, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum.

11. Zinc
Berfungsi untuk kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan pertumbuhan. Kebutuhan Zinc didapat dalam daging, telur dan gandum. Enzim dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. Kebutuhan seng setiap hari sekitar 12 mg. Sumber seng terdapat pada seafood, hati dan daging.

12. DHA
DHA penting untuk perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan dalam ASI. Sumber DHA ada pada telur, otak, hati dan ikan.

daftar pustaka :
Prawiraharjo, Sarwono. 2002. Pelayanan kesehatan meternal an neonatal. Jakarta: YBP
Markum, A. H. dkk. 1981. Kegawatan Anak. Jakarta
Staf pengajar IKA FKUI.1985. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta bagian IKA FKUI
PUSDIKNAKES, WHO, JHPIEGO. 2003. Asuhan Kebidanan Postpartum.
Saifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Huliana, Mellyna. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 97-115).
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika (hlm: 71-76).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 101-118).
blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files/2010/04/Kebutuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-6.pdf diunduh tgl 21 okt.2010,10.11 AM
bidankusholihah.blogspot.com/2009/04/kebutuhan-dasar-ibu-nifas-dan-menyusui.html diunduh tgl 21 okt.2010,10.13 AM
tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html diunduh tgl 21 okt.2010,10.14 AM