Selasa, 30 Oktober 2012

midwifery education in South East Asia

Midwifery education is integrated in the nursing programmes in countries like Bhutan, DPR Korea, India Nepal, and Thailand. In some countries like Bangladesh and Sri Lanka, midwifery education is offered to those who have already completed Diploma in Nursing. Countries such as Indonesia and Myanmar offer a separate programme in midwifery. This is stipulates programmes, entry requirement and duration of study and number of normal deliveries required.


1. Bangladesh
Midwifery programme entry requirement :
- Diploma in Nursing Science
- Direct entry, grade 12th
Duration of Programme : 3 years
No. of normal deliveries required : 20
Title : nurse midwife

- Bachelor of Science in Nursing
- Direct entry, grade 12th
Duration of Programme : 4 years
No. of normal deliveries required : 20
Title : nurse midwife

- Direct entry, grade 10th
- Certificate
Duration of Programme : 18 month
No. of normal deliveries required : NA
Title : junior midwife

2. Bhutan
Midwifery programme entry requirement :
- Direct entry, grade 12th
Duration of Programme : 24(6-month midwifery)
No. of normal deliveries required : 15
Title : health assistant
- Diploma in Nursing and Midwifery and Direct entry, grade 12th
Duration of Programme : 42 month
No. of normal deliveries required : 15
Title : nurse midwife
- Post Basic Nursing and Midwifery Programme and Diploma nurse
Duration of Programme : 2 years
No. of normal deliveries required :
Title :nurse midwife

3. DPR Korea
Midwifery programme entry requirement :
Direct entry, grade 11th
Duration of Programme : 24
No. of normal deliveries required : NA
Title : midwife

4. India
Midwifery programme entry requirement :
- Direct entry, grade 12th
Duration of Programme : 36
No. of normal deliveries required : NA
Title : general nurse midwife
- Direct entry, grade 12th
Duration of Programme : 48
No. of normal deliveries required : NA
Title : Nurse-midwife, Bachelor of Science in Nursing

5. Indonesia
Midwifery programme entry requirement :
- Direct entry, grade 12th
- diploma in midwifery
Duration of Programme : 36 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : midwives

6. Maldives
Midwifery programme entry requirement :
- Diploma in Midwifery
- Nurses with Diploma in Nursing/Diploma in Primary Health Care and 1 year work experience
Duration of Programme : 1 year
No. of normal deliveries required : NA
Title : nurse midwives

- Advanced Certificate in Family Health
- Workers with Family Health Certificate and work experience
Duration of Programme : 1 year
No. of normal deliveries required : NA
Title : family health worker = midwives

- Certificate in Midwifery
- Nurse Aides from Advance Certificate in Nursing
Duration of Programme :6 month
No. of normal deliveries required : NA
Title : Auxiliary Nurse

7. Myanmar
Midwifery programme entry requirement :
- Certificate in Midwife
- Direct entry, 10th grade (highest level)
Duration of Programme : 18 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : midwives

- Diploma In nurse midwife
- Direct entry, 10th grade
Duration of Programme : 36 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : nurse midwives

- Bachelor of Science in Nursing
- Direct entry, 10th grade
Duration of Programme : 48 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : nurse midwives

8. Nepal
Midwifery programme entry requirement :
- Direct entry, 10th grade
Duration of Programme : 24 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : auxiliary nurse midwives

- Direct entry, 10th grade
Duration of Programme : 36 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : nurse midwives

9. Sri Lanka
Midwifery programme entry requirement :
- Direct entry, 10th grade
Duration of Programme : 18 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : public health midwives

- Public Health Midwife with 10 years experience
Duration of Programme : 3 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : supervising public health midwives

10. Thailand
Midwifery programme entry requirement :
- Bachelor of Nursing Science or equivalent
- Direct entry, 12th grade
Duration of Programme : 48 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : profesional nurse midwives

- Bachelor of Nursing Science (Continuation) Technical Nurse
Duration of Programme : 24 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : profesional nurse midwives

11. Timor Leste
Midwifery programme entry requirement :
- Diploma III in Midwifery DI Midwife
Duration of Programme : 24 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : midwives

- Bachelor degree in Midwifery Direct entry
Duration of Programme : 48 months
No. of normal deliveries required : NA
Title : midwives

Note: Bangladesh also has under the Family Planning Directorate an 18-month course for Family Planning Visitor (FPV) in which six of the 18 months cover obstetric/maternal health. The FPV has to conduct 10-20 deliveries and is placed at thana & union level. The registration is with the Bangladesh Nursing Council. The Bangladesh Red Crescent educates junior midwives with an 18-month training programme, but it is not on a regular basis. The registration is with the Bangladesh Nursing Council.













dokumentasi kebidanan

Sesuai dengan Kepmenkes no 938/MENKES/SK/VIII/2007, tercantum standar VI : Pencatatan asuhan kebidanan.
Pendokumentasian asuhan kebidanan dalam menggunakan metoda SOAP yaitu :
1. S = Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 varney

2. O = Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil lab dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment sebagai langkah 1 varney

3. A = Assesment
Mengggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu indentifikasi. Langkah 2,3 dan 4 varney yaitu :
2) Diagnosa/masalah
3) Antisipasi diagnosa/masalah potensial
4) Perlunya tindakan segera oleh bidan/dokter, konsultasi/kolaborasi atau rujukan

4. P = Planning
Merencanakan, menggambarakan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah 5,6 dan 7 varney

asuhan sayang ibu dalam persalinan

ASUHAN SAYANG IBU

Asuhan yang aman, berdasarkan evidence based dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu
1. Membantu ibu merasa nyaman dan aman selama proses persalinan yang menghargai kebiasaan budaya praktek keagamaan dan kepercayaan
2. Melibatkan ibu dan keluarga sebagai pengambil keputusan
3. Menghormati kenyataan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah dan bahwa intervensi yang tidak perlu dan pengobatan untuk proses alamiah harus dihindarkan
4. Berpusat pada ibu dan bukan pada petugas kesehatan dan selalu melihat dahulu ke cara pengobatan yang sederhana dan non intervensi sebelum berpaling ke teknologi
5. Menjamin bahwa ibu dan keluarganya diberitahu tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa diharapkan
6. Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai dengan martabatnya
7. Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses persalinan dan kelahiran dan anjurkan keluarga agar terlibat dalam asuhan sayang ibu
8. Berikan dukungan dan semangat pada ibu dan anggota keluarganya
9. Tenteramkan hati ibu selama kala 2 persalinan
10. Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
11. Saat pembukaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran apabila ada dorongan kuat untuk meneran. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
12. Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi selama kala 2 persalinan
13. Berikan rasa aman, semangat dan tenteramkan hati ibu selama proses persalinan dengan memberikan penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan
14. Menghargai privasi ibu
15. menghargai dan memperbolehkan praktek-praktek keagamaan maupun tradisional yang tidak memberi pengaruh yang merugikan
16. Hindari tindakan yang berlebihan dan mungkin dapat membahayakan seperti episiotomi, kateterisasi rutin, pencukuran dan klisma
17. Anjurkan pada ibu untuk memeluk bayinya segera setelah kelahiran bayi
18. Membantu memulai pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah kelahiran
19. Siapkan rencana rujukan (bila diperlukan)

Kerugian pencukuran perineal, enema, kateterisasi rutin
• Pencukuran perineal dapat menyebabkan laserasi kecil yang bisa menjadi jalan masuk bagi organisme serta sebagai saluran masuk infeksi. Pencukuran akan terasa tidak nyaman pada saat bulu pubis mulai tumbuh kembali
• Enema bisa menambah rasa tidak nyaman bagi ibu, menimbulkan kram pada rektum sehingga feses tidak bisa dikendalikan, menyebabkan lingkungan persalinan tidak bersih. Adanya kram pada bagian anus juga bisa menimbulkan kram pada bagian uterus dan dapat menyebabkan pengeluaran bayi yang terlalu cepat (partus presipitatus)
• Kateterisasi dapat menimbulkan rasa sakit, meningkatkan resiko infeksi dan kemungkinan luka pada saluran kemih

Kehadiran keluarga atau teman dalam persalinan
• Persepsi ibu mengenai kelahiran anak lebih baik
• Memberikan rasa nyaman
• Sebagai dukungan psikologis maupun emosional
• Waktu persalinan terasa lebih pendek
• Intervensi medis menjadi lebih sedikit karena rasa nyeri ibu menjadi teralihkan dengan kehadiran orang-orang yang dicintai
• Hasil persalinan yang baik, ternyata erat hubungannya dengan dukungan keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan (Enkin, et al, 2000)

Hasil penelitian (Enkin, et al 2000)
• Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernafas sehingga terjadi kelelahan yang tidak perlu sehingga menyebabkan resiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya pasokan oksigen melalui plasenta
• ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Kecukupan asupan cairan dapat mencegah ibu mengalami hal tersebut.

POSISI MENERAN
Seorang bidan hendaknya membiarkan ibu bersalin dan melahirkan memilih sendiri posisi persalinan yang diinginkannya dan bukan berdasarkan keinginan bidannya sendiri. Dengan kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilihnya, ibu akan lebih merasa aman.

Berdasarkan penelitian pilihan posisi berdasarkan keinginan ibu
• Memberikan banyak manfaat
• Sedikit rasa sait dan ketidaknyamanan
• Kala 2 persalinan menjadi lebih pendek
• Laserasi perineum lebih sedikit
• Lebih membantu meneran
• Nilai apgar lebih baik

Posisi meneran
Posisi terlentang (supine) dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
Posisi berjongkok, berlutut merangkak akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu


Posisi jongkok/setengah duduk akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin



Posisi merangkak dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul



dukungan persalinan


DUKUNGAN PERSALINAN
MENGURANGI NYERI PERSALINAN DAN MEMBERI KENYAMANAN


dukungan persalinan :
1. Sederhana
2, Efektif
3. Murah
4. Risiko rendah
5. Kemajuan persalinan bertambah baik
6. Hasil persalinan bertambah baik

metoda-metoda dukungan persalinan
asuhan dan dukungan bagi ibu :
1. Orang yang memberi dukungan persalinan
2. Mengatur posisi
3. Latihan relaksasi dan pernafasan
4. Istirahat dan privasi
5. Penjelasan proses dan kemajuan serta prosedur
6. Asuhan fisik – perawatan mulut, hydrotherapi, lingkungan bersih dan kering, handuk lembab, kipas tangan.
7. Sentuhan

Varney, H. (1999). Varney’s Midwifery, Third Edition. Sudbury, Massachusetts: Jones and Bartlett.

Kategori untuk metoda dukungan persalinan (Simpkin, 1995) :
1. Mengurangi nyeri pada sumber nyeri.
Posisi dan pergerakan
Posisi yang menyenangkan
Mengubah posisi seperlunya
Tekanan yang berlawanan.
Meredakan ketegangan pada ligamen sacroiliaka
Penekanan pada pinggul pada kedua sisi.
Penekanan pada kedua lutut.
Mengurangi ketegangan pada ligamen sacroiliaka.

2. Memberi perangsang alternatif yang kuat untuk mengurangi sensasi nyeri / menghambat rasa sakit
Kompres Panas
Kompres dingin
Sentuhan dan pijatan
Ringan/Mantap dengan remasan, pijatan melingkar yang dalam
Mengurut (sentuhan halus/ringan )

3. Mengurangi reaksi negatif emosional dan atau reaksi fisik wanita terhadap rasa sakit
Mempertahankan kehadiran Pendamping Persalinan
Kehadiran seorang pendamping tetap dan terus menerus
Berusaha untuk menciptakan kenyamanan fisik dan emosional
Kehadiran pendamping persalinan bermanfaat bagi ibu/bayi dan proses persalinan.

persalinan dan kelahiran
1. Sikap dan kegiatan mengasuh mengandung arti penting

2. Komunikasi dengan KATA-KATA mengandung arti penting

3. Kehadiran/kebersamaan yang singkat ini akan diingat seumur hidup oleh ibu